Diperbarui • 2019-11-11
Berbicara mengenai Fundamental maka kita akan berbicara masalah yang ada didalamnya. Kebijakan moneter, Data ekonomi dan Geopolitik menjadi faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang kuat tentunya akan membuat para investor akan menginvestasikan dana nya kepada negara tersebut dan jika ini terjadi pada setiap negara di dunia, maka pertumbuhan ekonomi global akan terlihat meningkat.
Tahun 2016 - 2019 merupakan tahun geopolitik, dimana setelah Donald Trump menjadi Presiden ke 45 Amerika Serikat, maka wajah perekonomian dunia mulai berubah, mengingat Amerika merupakan negara dengan perekonomian terbesar didunia.
Kebijakan fiskal administrasi Trump dalam hal Pemotongan pajak dan meningkatnya anggaran belanja Amerika merupakan pemicu awal dari kegaduhan yang terjadi di dunia, karena Amerika mencoba menutupi defisit perdagangannya dengan menaikan tariff impor baja dan aluminium pada tahun 2018.
Keadaan ini tentunya memicu gelombang protes dan membuat negara besar lainnya seperti China dan Eropa dalam tekanan perdagangan. Amerika dan China memulai perang dagang dengan cara saling menaikan tariff barang impor, dimana Amerika mengenakan tarif senilai $250 milliar terhadap barang China, dan dibalas dengan kanaikan tariff senilai $110 milliar terhadap barang Amerika yang masuk ke China.
Keadaan ini tentunya tidak menguntungkan bagi kedua negara, dimana mengalami pukulan ekonomi di China terasa 4 kali lebih kuat dibandingkan Amerika, karena barang China yang di ekspor ke Amerika, 4 kali lebih banyak dibandingkan barang Amerika yang di impor oleh China.
Pemerintah China berusaha mengeluarkan semua tools kebijakan moneter dan fiskal nya guna menyelamatkan sektor industri yang telah menjadi rantai pasokan barang dan jasa di seluruh dunia. Disisi lain perekonomian Amerika Serikat terkena dampak yang cukup signifikan atas perang dagang yang dikobarkan oleh Presiden Trump yang menyebut dirinya “ Tariff Man”.
Sektor pertanian dan teknologi Amerika merupakan sektor terparah yang dirasakan oleh Amerika, karena China merupakan peng-impor kacang kedelai terbanyak di dunia dan banyaknya perusahaan berteknologi tinggi Amerika yang mempunyai pabrik di China untuk memproduksi kompenen elektroniknya.
Perang dagang Amerika – China terus memburuk sepanjang tahun 2018, sehingga tahun ini dinamai tahun “ Geopolitik” oleh para pengamat ekonomi dunia, dimana faktor geopolitik sangat berpengaruh dibandingkan dengan kebijakan moneter dari bank sentral, sehingga setiap ketegangan politik yang terjadi di Amerika – China dan Eropa, memberikan dampak yang signifikan terhadap setiap pergerakan di pasar uang dunia.
Diawal tahun 2019 , Amerika dan China mulai menyadari bahwa tidak akan ada pemenang dari setiap peperangan, sehingga kedua negara super power tersebut mulai melakukan genjatan senjata dan duduk dalam suatu perundingan dagang yang dilakukan di Beijing dan Washington secara bergantian, dalam 4 bulan terakhir ini.
Kerusakan ekonomi di kedua negara tersebut tentunya memberikan dampak terhadap data ekonomi kedua negara dan tentunya berdampak pada pertumbuhan ekonomi global. Data ekonomi yang memburuk tentunya memaksa bank sentral harus menahan penarikan likuidasi di pasar dari setiap negara di dunia termasuk The Fed.
Perubahan kebijakan moneter The Fed tentunya memberikan dampak yang besar terhadap kebijakan moneter di dunia, sehingga saat The Fed menahan tingkat suku bunga nya pada pertemuan tgl 20 maret 2019, maka semua petinggi bank sentral dunia melakukan hal yang sama. Semua ini di tujukan agar perekonomian dunia kembali membaik dan pertumbuhan ekonomi disetiap negara di dunia kembali pulih.
Sejalan dengan meredanya perang dagang dan kebijakan moneter The Fed yang menahan kenaikan suku bunga, maka terlihat data ekonomi China mulai membaik dimana ekspor dari negara tersebut mulai kembali naik. Ini merupakan dampak terbesar yang akan melanda semua negara didunia, karena pulih nya ekonomi China tentunya membuat rantai pasokan barang dan jasa akan kembali pulih.
Fenomena diatas tentunya akan membawa pair AUDUSD kembali naik ke level 0,7214 dengan alternative koreksi ke level 0,7138.
AUD/USD Timeframe Daily 
Western Texas Intermediate (WTI) menguat dari penurunan kemarin dan saat ini diperdagangkan di sekitar level 78,15 pada hari Kamis (29/02/2024). XTIUSD mencoba pulih dan..Sementara OPEC+ yang mempertimbangkan
Harga minyak mentah acuan AS West Texas Intermediate (WTI) masih dalam jalur melanjutkan kenaikan untuk hari ke tujuh secara beruntun, pada Rabu (14/02/2024). Menurut laporan pasar minyak bulanan OPEC, ada kekhawatiran mengenai kepatuhan kelompok ini terhadap pemangkasan produksi
Pasar saham Asia melemah pada perdagangan Selasa (30/01/2024), terseret oleh kasus likuidasi perusahaan raksasa properti China..Kegelisahan investor terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah telah mengendalikan sentimen risiko.
Yen Jepang gagal memikat para investor pada perdagangan Selasa (02/04/2024) meski ada peluang atas kemungkinan intervensi dan..Sentimen penghindaran risiko masih berpotensi memberikan kekuatan pada safe-haven
XAUUSD naik ke rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin (01/04/2024), di tengah meningkatnya spekulasi penurunan suku bunga..melanjutkan kenaikan kuat minggu lalu hingga membentuk level puncak baru sepanjang masa
Pasar saham Asia sebagian masih libur dan sebagian lagi menguat pada perdagangan Senin (01/04/2024), karena optimisme data pabrikan Tiongkok mendukung..potensi intervensi otoritas Jepang terhadap yen Jepang diperkirakan berada di zona 152 – 155 yen.
FBS menyimpan catatan data Anda untuk menjalankan website ini. Dengan menekan tombol "Setuju", Anda menyetujui kebijakan Privasi kami.
Permintaan Anda diterima.
Manajer kami akan menghubungi Anda
Permintaan panggilan balik berikutnya untuk nomor telepon ini
akan tersedia setelah
Jika Anda memiliki masalah mendesak, silakan hubungi kami melalui
Live chat
Internal error. Silahkan coba lagi
Jangan buang waktu Anda – tetap awasi dampak NFP terhadap dolar dan raup profitnya!
|
